dakwatuna.com – Bogor. Untuk
berkomunikasi, bayi yang baru lahir memang hanya bisa menangis. Namun,
ternyata setiap tangisan bayi itu memiliki arti yang berbeda-beda.
Karena minimnya pengetahuan orang tua, terkadang bayi sulit
ditenangkan karena kemauannya tidak bisa dipenuhi orang tuanya. Nah
untuk membantu para ibu muda dalam berkomunikasi dengan bayinya, kini
ada alat yang dapat menjawab kesulitan tersebut.
Dosen mata kuliah aplikasi komputer Institut Pertanian Bogor,
Medhanita Dewi Renanti, sempat mengalami kesulitan itu. Ia pun
berinisiatif menciptakan aplikasi software pertama di Indonesia yang
mampu menerjemahkan arti tangisan bayi. Inspirasi itu mampir ke benak
Medhanita ketika dia mengikuti sebuah seminar di Bogor yang dibawakan
seorang ahli penerjemah tangisan bayi.
Melalui penelitiannya selama 6 bulan, Medhanita akhirnya berhasil
menciptakan aplikasi software yang sampai sekarang belum diberi nama.
Aplikasi ini sekaligus menjadi penelitian thesisnya untuk menyelesaikan
studi jenjang s-2 dengan judul Identifikasi Jenis Tangis Bayi
Menggunakan Codebook untuk Pengenal Pola dan Mel-frequency Cepstral
Coefficients untuk Ekstraksi Ciri.
Medhanita mengakui aplikasi ini merupakan otomatisasi dari dunstan
baby language yang ditemukan oleh Priscilla Dunstan. Dunstan merupakan
peneliti yang berasal dari Australia dan telah melakukannya selama 8
tahun untuk menemukan arti tangisan bayi usia 0-3 bulan pada Juni 1998.
Aplikasi yang dibuat oleh Medhanita bisa mendeteksi lima jenis
tangisan bayi. Menurut Medhanita, tangisan bayi usia 0-3 bulan di
berbagai negara, ras, dan jenis kelamin memiliki bunyi sama. Tangisan
mereka baru berubah setelah usia 4 bulan karena dipengaruhi budaya di
mana bayi tinggal.
Setiap suara tangisan yang bisa diterjemahkan menjadi penanda lapar,
lelah atau mengantuk, ingin bersendawa, berarti nyeri di perut karena
ada gas, dan tidak nyaman karena popok basah atau kedinginan dan
kepanasan.
Medhanita sendiri mengatakan software ciptaannya ini masih dalam
tahap awal untuk bisa dimanfaatkan oleh ibu-ibu muda. Software ini harus
diterapkan dalam perangkat dengan sistem operasi android. Adapun sistem
operasi android yang kelak akan dipilihnya dan tampilan yang relatif
sederhana diharapkan Medhanita bisa menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
Berdasarkan penelitiannya, aplikasi tersebut mampu mengartikan
tangisan bayi dengan akurasi hingga 94 persen. Saat ini aplikasi
tersebut masih dijalankan pada sistem operasi microsoft windows pada
komputer jinjingnya. Medhanita mengaku tidak begitu menemukan kendala
kecuali saat mengumpulkan sampel suara bayi karena harus dalam keadaan
hening. (metro/sbb/dakwatuna)
0 komentar:
Post a Comment